Disebutkan Sebuah Kisah :
Di saat Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud, seekor semut membawa setetes air. Seekor burung kemudian bertanya, "Untuk apa kamu bawa air itu..?"
"Ini air untuk memadamkan api yang sedang membakar kekasih Tuhan, Ibrahim.."
"Hahahaa, tak akan guna air yang kamu bawa." Kata burung..
"Aku tahu, tetapi dengan ini aku menegaskan di pihak manakah aku berada.."
>> Pertanyaan :
Apakah kisah tersebut shahih..?
>> Jawaban :
Itu bukanlah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Bukan pula kisah yang berasal dari al-Quran dan Sunnah. Itu adalah DONGENG buatan yang entah siapa yang membuatnya..
Redaksinya (disertai faidah yang mereka disebutkan -ed) adalah sebagai berikut:
Ketika Namrud memutuskan untuk melemparkan Ibrahim ke dalam api, seekor semut mendengar kabar itu. Si semut lantas berpikir, "Apa yang harus kuperbuat? Bagaimana mungkin aku sanggup menolong khalilullah? Tak boleh bagiku untuk berdiam diri dan membiarkan itu terjadi karena Allah akan mempertanyakanku pada hari kiamat."
Si semut pun membuat bejana dari kayu kecil, lalu pergi ke danau dan memenuhi bejana yang dibuatnya itu dengan air. Ia memikul bejana air itu dengan susah payah di atas punggungnya. Langkahnya pasti menuju tempat api yang telah dinyalakan oleh Namrud. Dalam perjalanan ke sana, si semut bertemu dengan seekor gagak, lalu si gagak bertanya dengan perasaan aneh,
Gagak : "Mau ke mana kau semut?"
Semut : "Aku mau ke kota raja."
Gagak : "Apa yang kamu pikul itu sampai-sampai kau begitu payah membawanya?"
Semut : "Aku membawa bejana berisi air."
Gagak : "Untuk apa air itu?"
Semut : "Tidakkah kau mendengar bahwa Namrud laknatullah telah menyalakan api untuk membakar Khalilullah Ibrahim ‘alaihis salam?"
Gagak : "Tidak, aku belum mendengar kabar itu. Namun, aku tak mengerti hubungan itu dengan air yang kau bawa ini?"
Semut : "Aku ingin turut ambil bagian untuk memadamkan api si Namrud."
Gagak (seraya mencemooh) : "Hai semut bodoh, apakah kau merasa yakin bahwa dirimu bisa memadamkan api besar Namrud dengan sedikit air dalam bejana kecil ini?"
Semut : "Aku tahu bahwa aku takkan mampu memadamkan api besar itu karena hal itu memang berada di luar kemampuanku. Akan tetapi aku melakukan ini karena dua alasan."
Gagak : "Apa kedua alasan itu?"
Semut : "Aku memastikan (di posisi mana aku berdiri) dan mengetahui sasaranku sehingga aku tahu apa yang kutuju. Dengan demikian aku bukanlah jenis makhluk yang tak peduli sehingga rela dengan keburukan yang terjadi. Aku harus punya andil untuk memberikan pertolongan meskipun itu di luar kemampuanku."
Gagak: "Apa alasan kedua?"
Semut : "Agar aku punya alasan yang benar di depan Rabb-ku. Aku mengetahui khalilullah akan dibakar tapi aku tak melakukan apa-apa? Oleh karena itu aku bangkit memberikan bantuan sebesar kemampuanku. Aku tak mau membiasakan diri hidup tanpa kepedulian."
Gagak pun mencemooh seraya meneruskan perjalanannya sambil tertawa. Adapun si semut yang tulus, ia berjalan terus menuju api Namrud dengan hati yang dipenuhi tekad kuat dan iman.
Faidah-Faidah Yang Terkandung Dalam Dongeng
(1) Berbuatlah (berkontribusilah) meskipun kemampuan dan kesanggupanmu lemah. Yang penting itu berbuat.
(2) Janganlah rela dengan hal yang buruk, bahkan senantiasalah berusaha untuk menambah kebaikan dan meminimalisir keburukan.
(3) Tetapkan (titik keberpihakanmu) dan arah-arah tujuanmu, jangan hidup terombang-ambing tanpa arah tujuan dan tak berbuat dengan pasti.
(4) Jangan pedulikan orang yang menghalangi semangatmu, tetaplah teguh menjalani. Tak usah kau hiraukan mereka karena mereka itu orang pengecut yang gagal dan menginginkanmu seperti mereka.
(5) Ketahuilah bahwa Allah akan mempertanyakanmu atas apa yang telah kau perbuat di dunia dan pengejawantahannya dalam kehidupanmu. Apakah kau berbuat untuk menyeru kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar